instagram@tombakz

Tuesday, April 12, 2011

Analisis Camel Terhadap Bank BNI


Analisis Camel Terhadap Bank BNI :

·         CAR
o   Dilihat dari data dibawah terdapat penurunan pada CAR Bank BNI walaupun masih terjaga cukup stabil di angka 13.8%, 13.5%, dan 15,7% di tahun sebelumnya, tetapi ini masih jauh dari persyaratan minumun Bank Indonesia sebesar 8%, yang merefleksikan ketahanan modal BNI menahan dampak kerugian.  
·         ATTM
o   Rasio aktiva tetap terhadap modal pada bank BNI juga terjaga cukup stabil diangka 18.8% walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya tetapi total modal bertambah menjadi 19.1 triliun di tahun 2009.
·         ROA
o   Untuk Rasio Laba Terhadap Aktiva (ROA), semakin meningkat dari tahun 2007 dari 0.9% menjadi 1.1% ditahun 2009 karena peningkatan laba bersih yang signifikan.
·         ROE
o   Rasio Terhadap Ekuitas atau (ROE) juga mengalami peningkatan menjadi 16.3% pada tahun 2009 dikarenakan peningkatan laba bersih sebesar 103.2%.
·         NIM
o   Pada margin bunga bersih (NIM) masih terjaga cukup stabil di angka 6.0% diakhir tahun 2009 dikarenakan peningkatan pada aktiva produktif.
·         BOPO
o   Walaupun terjadi penurunan dari angka 93% menjadi 84% tetapi bank BNI mampu mempertahankan pendapatan operasionalnya melalui efisiensi biaya. Sehingga penurunan angka ini masih terjaga cukup stabil.

Analisis hubungan antara rasio CAMEL dengan kemampuan menghasilkan laba tahun fiskal berikutnya dilakukan dengan menggunakan rasio CAMEL sebagai variabel bebas (independent variable) dan Laba tahun fiskal berikutnya sebagai variabel terikat (dependent variable).
Tahun tahun fiskal berikutnya merupakan laba yang tertera dalam laporan laba rugi (income statement) baitul qiradh tahun berikutnya dari periode laporan keuangan yang dianalisis rasio CAMEL-nya.
Nilai Rasio CAMEL dihitung dengan 7 indikator, yaitu:

a. CAR
CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva lembaga keuangan yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = Total MOdal / Total ATMR
Untuk Bank BNI pada laporan tahunan 2009, 2008, dan 2007 rasio kecukupan modalnya (Capital Adequancy Ratio) per 31 desember 2009, 2008, dan 2007 adalah 13.8%, 13.5%, dan 15.7% dihitung sebagai berikut.

            Keterangan
2009
2008
2007
Total Modal
19.301.849
17.612.014
17.195.929
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) Kredit
140.213.945
129.622.280
109.268.798
Rasio Kecukupan Modalnya (CAR)
13.8%
13.5%
15.7

b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Modal (ATTM)
Rasio ini mengukur kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam menentukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan terhadap modal. Semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ATTM = (Aktiva Tetap + Inventoris)/ Modal
Untuk Bank BNI pada laporan tahunan 2009, 2008, dan 2007 rasio aktiva tetap terhadap modal (ATTM) per 31 desember 2009, 2008, dan 2007 adalah 18.79%, 21.14%, dan % dihitung sebagai berikut.

Keterangan
2009
2008
2007
Aktiva Tetap
4.361.764
4.709.243
3.871.229
Total Modal
28.283.838
28.365.877
17.219.585
Rasio Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM)
18.79%
21.14%
22.4%

c. ROA (Return on Assets)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset lembaga keuangan yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai lembaga keuangan sehingga kemungkinan suatu lembaga keuangan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total asset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001):

ROA = Laba Sebelum Pajak/Rata-Rata Aktiva
Untuk Bank BNI pada laporan tahunan 2009, 2008, dan 2007 ROA (Return On Asset) per 31 desember 2009, 2008, dan 2007 adalah 1.7%, 1.1%, dan 0.9% dihitung sebagai berikut.

Keterangan
2009
2008
2006
Laba Sebelum Pajak
3.458.191
1.959.026
1.481.140
Rata-Rata Aktiva
4.361.764
4.709.243
3.871.229
Return On Asset (ROA)
1.7%
1.1%
0.9%

d. ROE (Return on Equity)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen lembaga keuangan dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai lembaga keuangan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah dikurangi pajak sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-rata modal inti yang dimiliki lembaga keuangan, perhitungan modal inti dilakukan berdasarkan ketentuan kewajiban modal minimum yang berlaku. Rasio ini dirumuskan sebagi berikut (SE BI No 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001):

ROE = Laba Setelah Pajak / Ekuitas
Untuk Bank BNI pada laporan tahunan 2009, 2008, dan 2007 ROE (Return On Equity) per 31 desember 2009, 2008, dan 2007 adalah 16.3%, 9.0%, dan 8.0% dihitung sebagai berikut.

Keterangan
2009
2008
2007
Laba Setelah Pajak
3.122.328
3.769.205
901.744
Ekuitas
19.144.000
15.431.000
17.220.000
Return On Equity (ROE)
16.2%
9.0%
8.0%
e. NIM (Net Interest Margin)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001):

NIM = Pendapatan Bunga Bersih/Aktiva Produktif
Untuk Bank BNI pada laporan tahunan 2009, 2008, dan 2007 NIM (Net Interst Margin) per 31 desember 2009, 2008, dan 2007 adalah 6.0%, 6.3%, dan 5.0% dihitung sebagai berikut.

Keterangan
2009
2008
2007
Pendapatan Bunga Bersih
15.428.153
13.460.772
14.455.271
Aktiva Produktif
3.974.271
4.312.653
2.703.572
NIM (Net Interest Margin)
6.0%
6.3%
5.0%

f. BOPO (Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan lembaga keuangan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu lembaga keuangan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001):

BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional
Untuk Bank BNI pada laporan tahunan 2009, 2008, dan 2007 BOPO (Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) per 31 desember 2009, 2008, dan 2007 adalah 84.9%, 90.2%, dan 93.0% dihitung sebagai berikut

Keterangan
2009
2008
2007
Biaya Operasional
3.336.683
2.210.131
3.691.747)
Pendapatan Operasional
2.877.129
2.672.050
4.129.716
BOPO
84.9%
90.2%
93.0%

Sunday, April 3, 2011

Tugas (4) ALK Soal 3 - 6


a) Mengapa kewajiban lingkungan sulit untuk diukur?
Karena dalam mengukur kewajiban ini menggunakan banyak estimasi dan analisa dari kejadian-kejadian yang belum terjadi sehingga sulit untuk diukur.
b) Bahas bagaimana anda menyesuaikan analisis keuangan perusahaan yang menghadapi tindakan hukum lingkungan namun belum melakukan akrual atas jumlah kerugian kontijen. Sebagai contoh Tragedi bhopal pada posisi keuangan Union Carbide
Posisi keuangan Union Carbide baru bisa menyakinkan, Union Carbide sudah menyelesaikan semua tindakan hukumnya. Sehingga selama Union Carbide belum melakukan accrual untuk kerugian kontijen maka tidak dapat diambil kesimpulan dari posisi keuangan Union Carbide. Adanya tuntutan hukum ini juga harus diungkapakan dalam catatan atas laporan keuangan.
c) Identifikasi tiga industri yang anda anggap besar memiliki risiko lingkungan yang tinggi. Jelaskan?
1. Industri Pertambangan
Industri pertambangan pada pasca operasi akan meninggalkan banyak warisan yang memiliki potensi bahaya jangka panjang. Antara lain lubang tambang, air asam tambang dan tailing. Ini sudah jelas menghasilkan dampak resiko lingkungan yang tinggi yang tidak dapat ditanggulangi dalam waktu yang singkat.
2. Industri Tekstil
Industri teksil menghasilkan limbah yang dihasilkan dari sisa kegiatan produksi mereka. Yang secara langsung berdampak pada lingkungan sekitar jika tidak di organisir secara baik oleh pabrik / perusahaan yang bersangkutan. Pecemaran lingkungan yang paling sering terjadi di dataran jawa dihasilkan dari pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan pada umumnya.

3. Industri otomotif
Sama seperti industri pertambangan industri otomotif juga berdampak ketika pasca operasi dari produk yang dihasilkan, yaitu kendaraan bermotor. Sebagai salah satu penyumbang pencermaran udara terbesar didunia industri otomotif juga menjadi industri yang kontributif terhadap pencemaran lingkungan.