Korea Utara atau secara resmi disebut
dengan Republik Demokratik Rakyat Korea. Korea Utara dapat dikatakan
satu-satunya negara yang tertutup dari hubungan internasional dengan negara
lain, jika terdapat pernyataan bahwa kondisi global saat ini menyebabkan suatu
negara tidak dapat menghindari adanya ekonomi terbuka, maka negara Korea Utara
adalah sebuah pengecualian. Tidak
hanya karena isolasionisme terhadap pasar bebas, Korea Utara juga dikenal
dengan rezim pemerintahnya yang sosialis-otoriter serta penekanannya terhadap
kebebasan dunia luar kepada masyarakatnya atau biasa disebut Juche. Hal ini disebabkan karena kedekatan
hubungan dengan Uni Soviet paska mundurnya jepang dari korea pada akhir perang
dunia ke II membuat Korea Utara memiliki ideologi yang mirip dengan yang dianut
oleh Uni Soviet, yaitu ideologi sosialis-komunis.

Setelah tahun 1999, GDP Korea Utara
cenderung menurun hingga saat ini, perubahan restrukturisasi ekonomi dan
politik yang dicanangkan oleh Kim Jung Il kiranya menjadi penghambat dalam
kemajuan Korea Utara. Hal ini dikarenakan karena keisolasian perekonomian
Negara tersebut dan ketegangan antara Korea Utara dengan Amerika Serikat dan
Korea Selatan muncul kembali akibat isu-isu pembangunan senjata nuklir oleh
Korea Utara pada tahun 2003.
Dalam segi pasar ekonominya, Korea
Utara menerapkan sistem ekonomi mikro dimana keberlangsungan ekonomi negara
sangat bergantung pada level mikro atau partial, bukan dari ekonomi makro yang
menjadi acuan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain. Dari segi
perbedaan-perbedaan sistem ekonomi tersebut jelas Korea Utara terlihat memang
berusaha dalam membatasi interaksinya terhadap hubungan internasional, dengan
meningkatkan peran elit politik dan ekonomi yang terpusat pada struktur
nasional.
Sebagaimana kita ketahui, ada beberapa
macam strategi dalam pembangunan ekonomi, yaitu:
·
Strategi Pertumbuhan
·
Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
·
Strategi Ketergantungan, Strategi yang
Berwawasan Ruang, dan
·
Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Korea Utara memiliki ekonomi komando yang terindustrialisasi, autarkik, dan sangat terpusat. Dari lima Negara
sosialis yang tersisa di dunia, Korea Utara adalah satu dari dua negara
(bersama-sama dengan Kuba) denganekonomi yang dimiliki Negara dan direncanakan oleh
pemerintah sepenuhnya.
Kantor berita KCNA pernah melaporkan
"Rencana Strategis Sepuluh Tahun Pembangunan Ekonomi Negara" yang
ditetapkan oleh Korea Utara menekankan atas pentingnya pembangunan
infrastruktur, pengembangan pertanian serta industri dasar termasuk industri
listrik, batu bara, minyak bumi dan besi serta pembangunan kawasan. Ternyata
industri utama perekonomian nya tidak mengedepankan masalah “bekal hidup”
rakyat nya, bagaimana tidak, industri utama di Korea Utara adalah produk
militer, pembuatan mesin, energilistrik, bahan kimia, pertambangan dan
perlogaman, setelah itu baru diikuti dengan sandang, pengolahan makanan dan
pariwisata, inilah yang menyebabkan kelaparan dan menderitanya rakyat korea
utara walaupun tidak dapat terekspos secara jelas oleh media masa.
Salah satu dari produk militer Korea
Utara adalah Nuklir. Apakah Nuklir memberikan peran yang signifikan terhadap
pembangunan ekonomi Korea Utara? Korea Utara yakin bahwa program nuklirnya
adalah cara efektif untuk membawa AS ke meja negosiasi (menurut pandangan Korea
Utara, kepemiikan senjata nuklir akan meningkatkan motivasi AS untuk
memperbaiki hubungan dengan Korea Utara) maupun sebagai suatu alat penjamin
keamanan rejimnya. Dalam proses negosiasi itu, Korea Utara mempercayai bahwa
selain menjaga keamanan rejimnya, program nuklir itu juga akan bisa mendapat
keuntungan ekonomi seperti program bantuan bervariasi. Oleh karena itu, tidak
berlebihan untuk mengatakan bahwa Korea Utara mengejar program nuklir sebagai
strategi inti agenda utama nasional.
Namun menurut CNN mengutip informasi
dari CIA, secara keseluruhan, kondisi perekonomian di Korut tidak baik. Ekonomi
Korut merupakan satu-satunya ekonomi yang terisolasi dan menghadapi masalah
kronis. "Permodalan industri di Korut harus diperbaiki karena investasi
yang rendah, suku cadang yang menua, serta minimnya perawatan. Besarnya
kekuatan militer memerlukan pendanaan yang besar juga, namun pendanaan untuk
militer ini menggerus kebutuhan investasi dan konsumsi masyarakat,"
demikian hasil laporan CIA tersebut. Tingkat pertumbuhan ekonomi Korea Utara
pada tahun 2014 adalah sebesar 1.1%, Angka ini memang jauh dibandingkan
saudaranya yaitu Korea Selatan yang memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 3.8%.
Korea Utara menguasai teritorial
bagian Utara dari garis demarkasi militer yang ditetapkan dalam perjanjian
gencatan senjata pada Juli 1953, saat Perang Korea berakhir. Menurut UU Korea
Selatan, wilayah kekuasaan nasional termasuk seluruh daratan Semenanjung Korea
dan kepulauan di sekitarnya. Dengan demikian Korea Selatan menganggap ‘teritorial
Korea Utara sebenarnya termasuk ke wilayah kekuasaan Korea Selatan, walau
sekarang dikuasai oleh Korea Utara’. Dataran tinggi banyak ditemukan di kawasan bagian Utara dan Timur, namun semakin rendah kearah kawasan bagian Selatan dan Barat.
Posisi
|
124˚18´41˝~
130˚41´32˝ Bujur Timur (BT) /37˚41´00˝ ~ 43˚00´36˝ Garis Lintang Utara
|
Luas
|
122.762㎢
(55% dari total luas Semenanjung dan pulau sekitarnya sebesar 222.300㎢)
|
Garis Perbatasan
|
1.369,4㎞
(China 1.353,2㎞, Rusia 16,2㎞)
|
Panjang Garis Pantai
|
2.495㎞
(Total panjang pantai Semenanjung Korea adalah 8.593㎞)
|
Dengan pemerintahan yang otoriter,
gejolak politik dan keterbatasan geografis masyarakat korea hanya mempunyai 2
pilihan dalam berkarir, entah menjadi petani atau bekerja kepada pemerintahan.
Dan dengan terus bergejolaknya keadaan korea utara maka satu-satunya investasi
yang digarap dengan serius adalah politik, persenjataan dan terakhir adalah
pertanian atau ekonomi, nilai-nilai tersebut merupakan sebuah konsep bahwa
untuk mewujudkan powerful great state of north korea, karena menurut
Kim Jung Il jika kekuatan politik dan militer Korea Utara telah maju maka
kekuatan ekonomi pun juga ikut maju sebagai dampaknya. Oleh sebab itu faktor
ekonomi di posisikan sebagai yang terakhir pada konsep diatas.
Baru-baru ini Korea Utara mulai membuka segmen pariwisatanya. Dengan mengizinkan turis asing hanya memasuki Pyongyang, yang sekarang terkenal dengan julukan ibukota propaganda karena dicurigai semua kegiatan yang berada disana hanyalah kepalsuaan belaka, dengan penduduk mencapai 3 juta orang keadaan Pyongyang terlalu senyap untuk sebuah ibu kota, seluruh kegiatan turis diawasi oleh tentara bahkan di jalanan paling sepi sekalipun. Turis-turis dilarang membawa ponsel jika ingin memasuki Pyongyang tetapi perangkat digital untuk membaca diperbolehkan seperti iPad. Jika anda berminat untuk melancong kesana persiapkan mental anda karena banyak larangan yang harus anda taati mulai dari dilarang bertanya, mengambil gambar penduduk setempat, dan lain-lain. Suguhan utama dari Pyongyang selain dari monumen-monumen aneh dan foto-foto pemimpin dari rezim Kim adalah Rungrado May Day stadium, yang merupakan stadium terbesar sedunia dengan kapasitas mencapai 150 ribu orang. Turis di suguhi pertunjukan Arirang.
Pertunjukan Arirang adalah sebuah pertunjukan massa untuk memuja keluarga yang berkuasa di negeri tersebut. Pertunjukan ini membutuhkan ratusan ribu manusia dari anak-anak sampai orang dewasa mereka melakukan seluruh gerakan dengan sempurna tanpa ada keselahan satupun bahkan lebih baik dari pada atlet profesional sekalipun. untuk lebih lengkapnya mari kita melihat video amatir dari turis asing yang berani merekam kegiatan mereka di Korea Utara
Referensi :

Referensi :
- http://www.youtube.com/
- Wang, James C. F. 1997. Comparative Asian Politics. New Jersey: Prentice
- Chung, Young Chul. 2004. “North Korean Reform and Opening: Dual Strategy and ‘Silli (Practical) Socialism”